#Beberapa Perubahan & Revolusi Penting yang Membawa Pengaruh di Eropa#
●Revormasi Gereja :
Factor penyebab terjadinya revormasi gereja:
-Penyimpangan-penyimpan dalam tubuh gereja, orang jadi biarawan bermaksud mencari kedudukan, kekayaan, dan kehidupan duniawi lainnya.
-Gereja menjadi pusat kegiatan/ monopoli Agama, Budaya, Ekonomi, dan Politik.
-Faham mendorong orang semakin kritis terhadap ajaran agama karena mereka mampu mempelajari naskah asli Yunani Kuno.
-Menentang Idul Genesia yaitu surat pengampunan dosa.
Tokoh & Tahun/abad Revormasi Gereja:
-Tokoh : Marthin Luther
-Tahun /Abad : abad ke 15
Dampak yang terjadi akibat revormasi Gereja :
-Ajaran Luther mendapat dukungan dari penguasa Jerman, Denmark dan Swedia.
-John Calvin dengan diilhami ajaran Luther menulis buku Institutio religion cristianae.
-Di Inggris, revormasi dimulai dari sikap Raja Henry VIII yang menentang kekuasaan Paus.
● Merkantilisme :
Factor penyebab terjadinya Merkantilisme :
-Ingin memperkuat kedudukannya, dengan membina system administrasi maupun angkatan perang yang kuat.
-Beranggapan bahwa dengan memiliki logam mulia yang banyak akan memiliki kedudukan yang kuat, emas dan perak menjadi ukuran kemakmuran atau kekayaan.
Tokoh & tahun/abad Merkantilisme :
-Tokoh : Jean Colbert.
-Tahun/abad : Abad 16 & 17.
Dampak yang terjadi akibat Merkantilisme :
-Merkantilisme mendorong tumbuhnya Kapitalisme.
-Diciptakanlah uang sebagai alat tukar.
-Muncul pula perdagangan surat berharga, lahir bursa efek / pasar modal.
-Berdirinya bank-bank di kota-kota besar.
-Lahir pula perusahaan asuransi untuk menjamin keamanan harta.
● Revolusi Perancis :
Factor penyebab terjadinya revolusi Perancis :
-Adanya kepincangan dalam masyarakat, saja bersama keluarganya, kaum gereja hidup dengan mewah bebas dari pajak, rakyat biasa hidup maskin masih dibebani berbagai macam pajak.
-Adanya pengaruh faham resionalisme, faham ini menerima suatu kebenaran yang dapat diterima oleh akal.
-Adanya pengaruh kemerdekaan Amerika, perjuangan didasarkan “Declaration of Raja”.
-Adanya pemeliharaan despotisme dan Raja yang absolud.
Tokoh & tahun/abad revolusi Perancis :
-Tahun/abad : 1789
-Tokoh :-
Dampak yang terjadi akibat revolusi Perancis :
-Dibidang Politik :
Meluasnya faham Liberal dibeberapa Negara termasuk Indonesia.
-Dibidang Ekonomi :
Kaum liberal pada umumnya terdiori atas para pengusaha swasta yang kaya raya. Kedudukan kaum liberal semakin kuat.
-Dibidang Sosial :
Di kehidupan system Tanam Paksa di Indonesia, yang membawa penderitaan bagi rakyat Indonesia.
● Revolusi Industri
Factor yang mempengaruhi revolusi Industri :
-Inggris kaya akan bahan tambang terutama biji besi dan batu bara, di samping itu Inggris banyak menghasilkan wol untuk bahan industry tekstil.
-Adanya kaum cerdik yang mampu menghasilkan penemuan-penemuan baru.
-Penggunaan mesin yang meningkat.
-Terjadinya efisiensi produksi batu bara, besi dan baja.
-Pembangunan jalan kereta api, alat-alat trasportasi, dan komunikasi.
-Semakin luasnya system perbankan dan perkreditan.
-Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap hasil-hasil penemuan baru.
-Inggris mampu menyadiakan modal dan bahan mentah.
-Adanya arus urbanisasi sehingga akibat Revolusi Industri.
-Adanya wiraswastawan yang berhasil, berpikir maju, berorientasi ke masa depan.
Tokoh & tahun/abad Revolusi Industri :
-Tahun/abad: abad ke 18
-Tokoh: -
Dampak yang terjadi akibat revolusi Industri :
-Bidang Ekonomi :
Ongkos produksi kecil, produk melimpah, harga murah, perdagangan, internasional maju, peningkatan mutu hidup dan produktivitas.
-Bidang Sosial:
Urbanisasi, muncul buruh, timbul ketegangan buruh dengan majikan, timbul gerakan buruh, rasa solidaritas menipis, muncul kaum capital baru.
-Bidang Politik :
Lahir faham kapitalisme modern, dan imperialism modern.
Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan kebudayaan.Kebudayaan yang timbul dan berkembang dalam setiap suku memilikikeunikan dan kekhasan yang berbeda-beda sehingga setiap daerah memiliki minimal satu kebudayaan yang dapat dibanggakan, salah satunya adalah kebudayaan Jawa. Kebudayaan Jawa dalam hal ini Jawa Tengah mempunyairagam kebudayaan, salah satunya adalah wayang.
Wayang merupakan salahsatu hasil kebudayaan dan warisan yang memiliki nilai tinggi. Seperti kitaketahui bahwa wayang mempunyai arti harfiah bayangan yang dalam perkembangannya pengertian dapat berarti pertunjukan panggung atau teater.Sebagai salah satu bentuk dan hasil kebudayaan yang bernilai tinggi makawayang banyak menyimpan nilai-nilai seperti nilai religius, nilai ilmu pengetahuan atau filsafat dan nilai seni.
Bagi masyarakat Jawa pagelaranwayang yang hanya dipentaskan pada hari-hari tertentu seperti hari perayaankeagamaan dan acara-acaraslametan(upacara yang ditandai dengan sajian bermacam-macam makanan yang ditentukan menurut kebudayaan Jawa), danuntuk merayakan peristiwa penting, misalnya kelahiran, sunatan, perkawinanitu, tidak hanya sebagai hiburan akan tetapi pada perkembangannya, cerita-cerita atau lakon yang dipentaskan disesuaikan dengan kondisi dan keadaanyang sedang dialami oleh masyarakat.Di dalam wayang juga terkandung simbol-simbol tertentu.
Bahkan seringkali pementasan wayang ini menyindir atau mengkritik para tokohmasyarakat, politikus, dan pemimpin negara yang perilakunya dianggap‘menyimpang' dari harapan masyarakatnya.Para ahli dari berbagai disiplin ilmu tiada rasa jera untuk senantiasamembicarakan wayang dari masa ke masa, baik dalam kesempatan diskusi,seminar, kongres, terbitan buku, majalah, koran dan sebagainya. Ini dilakukankarena pengetahuan wayang yang demikian luas menarik untuk dibicarakan dan memberikan kontribusi terhadap kehidupan masyarakat, baik di Indonesiamaupun mancanegara. Nilai-nilai kehidupan yang tergambar dalam wayangterbukti dapat dipergunakan sebagai renungan dan referensi hidup berbangsadan bernegara.
1
1.2 PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kedudukan wayang dalam masyarakat Indonesia?
2. Bagaimana simbolisme cerita wayang dalam kehidupan manusia?
3. Apa saja nilai yang terkandung dalam pertunjukan seni wayang?
I. 3 TUJUAN PENULISAN
Tulisan tentang “Wayang sebagai Salah Satu Aspek Budaya Bangsa”merupakan sebuah hal yang sangat berguna bagi generasi muda. Mereka akanlebih menyadari bahwa kemajuan teknologi tidaka akan menghalangikeberadaan wayang di Indonesia, sehingga kebudayaan ini tidak ditinggalkanoleh generasi muda.
I. 4 MANFAAT
Penulis berharap agar tulisan ini bisa bermanfaat untuk setiap pembacadengan mengenalkan pengetahuan baru atau menambah pengetahuan bagiseseorang yang sudah mengenal wayan terlebih dahulu. Setiap pembacasekiranya menyadari bahwa Indonesia memiliki kebudayaan yang bisadibanggakan. Para pembaca sekiranya juga ikut melestarikan kebudayaanwayang ini agar tidak diakui oleh bangsa lain sebagai kebudaannya.
2
BAB II ISI
II.1 KEDUDUKAN WAYANG DALAM MASYARAKAT
1.1 WAYANG SEBAGAI BUDAYA NASIONAL
Masyarakat jawa mempunyai jenis kesenian tradisional yang bisahidup dan berkembang hingga kini dan mampu menyentuh hati sanubari danmenggetarkan jiwa, yaitu seni pewayangan. Secara lahiriah, kesenianwayang merupakan hiburan yang mengasyikkan baik ditinjau dari segi wujudmaupun seni pakelirannya. Namun demikian dibalik apa yang tersurat initerkandung nilai adiluhung sebagai santapan rohani secara tersirat.
Sebagai salah satu bentuk kebudayaan, maka wayang mendudukitempat yang terhormat dan menjadi suatu bentuk kebudayaan nasional.Selain identik dengan budaya Jawa, wayang kulit kini juga sudah menjadi budaya nasional dan merupakan ciri khas Bangsa Indonesia. Tidak hanyatampil dalam pagelaran, wayang kulit kini juga banyak digunakan sebagai pajangan dan produk kerajinan tangan lainnya.
Memang wayang kulit selamaini identik dengan tokoh-tokoh pewayangan, seperti Gatot Kaca, Semar beserta anak-anaknya atau Arjuna. Wayang kulit selalu dikonotasikan barang-barang budaya yang selalu digunakan dalam pagelaran semalamsuntuk dengan lakonnya masing-masing.
3
II.1.2 WAYANG DAN KEHIDUPAN
Wayang dalam pengertian “bayang-bayang” memberikan gambaran bahwa di dalamnya terkandung lukisan tentang berbagai aspek kehidupanmanusia dalam hubungannya dengan manusia lain, alam, dan Tuhan, meski dalam pengertian harfiah wayang merupakan bayangan yang dihasilkan oleh“boneka-boneka wayang” dalam seni pertunjukan.Wayang dalam pengertian “hyang”, “dewa”, “roh”, atau “sukma”memberikan gambaran bahwa wayang merupakan perkembangan dariupacara pemujaan roh nenek moyang bangsa Indonesia pada masa lampau.
Benang merah dari tradisi ini tampak pada upacara ruwatan, yakni wayangsebagai sarana pembebasan malapetaka bagi seseorang/ kelompok orangyang terkena sukerta/ noda gaib.Wayang bagi orang jawa merupakan sibolisme pandangan-pandanganhidup orang jawa mengenai hal-hal kehidupan.
Dalam wayang seolah-olahorang jawa tidak hanya berhadapan dengan teori-teori umum tentangmanusia, melainkan model-model hidup dan kelakuan manusia digambarkansecara konkrit. Pada hakekatnya seni pewayangan mengandung konsepsiyang dapat dipakai sebagai pedoman sikap dan perbuatan dari kelompok sosial tetentu.
Konsepsi-konsepsi tersebut tersusun menjadi nilai nilai budaya yangtersirat dan tergambar dalam alur cerita-ceritanya, baik dalam sikap pandangan terhadap hakekat hidup, asal dan tujuan hidup, hubungan manusiadengan Tuhan, hubungan manusia dengan lingkungannya serta hubunganmanusia jawa dengan manusia lain.
Pertunjukkan wayang terutama wayang kulit sering dikaitkan denganupacara adat, perkawinan, selamatan kelahiran bayi, pindahan rumah,sunatan, dll, dan biasanya disajikan dalam cerita-cerita yang memaknaihajatan dimaksud, misalnya dalam hajatan perkawinan cerita yang diambil"Parto Krama" (perkawinan Arjuna), hajatan kelahiran ditampilkan ceritaAbimanyu lahir, pembersihan desa mengambil cerita "MurwaKala/Ruwatan".
4
II.1.3 WAYANG SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN
Peranan seni dalam pewayangan merupakan unsur dominan. Akantetapi bila dikaji secara mendalam dapat ditelusuri nilai-nilai edukatif yangsangat penting dalam kehidupan manusia.Unsur-unsur pendidikan tampil dalam bentuk pasemon atau perlambang.
Oleh karena itu sampai dimana seseorang dapat melihat nilai-nilai tersebut tergantung dari kemampuan menghayati dan mencerna bentuk- bentuk simbol atau lambang dalam pewayangan. Dalam lakon-lakon tertentumisalnya baik yang diambil dari Serat Ramayana maupun Mahabaratasebenarnya dapat diambil pelajaran yang mengandung pendidikan.
Bagaimana peranan Kesenian Wayang sebagai sarana penunjang PendidikanKepribadian Bangsa, rasanya perlu mendapat tinjauan secara khusus.Berdasarkan sejarahnya, kesenian wayang jelas lahir di bumi Indonesia. Sifatlokal genius yang dimiliki bangsa Indonesia, maka secara sempurna terjadi pembauran kebudayaan asing, sehingga tidak terasa sifat asingnya.Berbicara kesenian wayang dalam hubungannya dengan PendidikanKepribadian Bangsa tidak dapat lepas dari pada tinjauan kesenian wayang itusendiri dengan falsafah hidup bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
Pancasilasebagai falsafah negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, merupakanciri khusus yang dapat membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.Pancasila adalah norma yang mengatur tingkah laku dan perikehidupan bangsa. Menurut TAP MPR - Rl No. II/ MPR/1993 tentang Garis-GarisBesar Haluan Negara ; disitu ditandaskan bahwa untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.Pengertian Kepribadian Bangsa adalah suatu ciri khusus yang konsisten dari bangsa Indonesia yang dapat memberikan identitas khusus, sehingga secara jelas dapat dibedakan dengan bangsa lain.
5
II.1.4 HUBUNGAN POLITIK DENGAN WAYANG
Bagaimana hubungan antara ideologi-politik dan wayang? Wayangoleh kekuasaan dipandang sebagai salah satu hasil budaya, sekaligus sebagaimedia yang memiliki kekuatan untuk menyampaikan hal-hal yang terkaitdengan kepentingan ideologi-politik. Wayang dipandang sebagai mitos,yakni cerita yang memberikan pedoman dan arah tertentu kepadasekelompok orang. Mitos memberikan arah kepada kelakuan manusia danmerupakan semacam pedoman untuk kebijaksanaan manusia.
Lewat mitospenyelamat para ksatria disaat menghadapi bahaya baik akibat ulah sesamamanusia maupun akibat ulah para Dewa. Dalam pewayangan tokoh Semar sering dianggap sebagai Dewa yang ngejawantah atau Dewa yang berujudmanusia.
Menurut Serat Kanda dijelaskan bahwa Semar sebenarnya adalahanak Syang Hyang Tunggal yang semula bernama Batara Ismaya saudara tuadari Batara Guru.Semar sebagai Dewa yang berujud manusia mengemban tugas khususmenjaga ketenteraman dunia dalam penampilan sebagai rakyat biasa. Paraksatria utama yang berbudi luhur mempunyai keyakinan bilamana menurutsegala nasehat Semar akan mendapatkan kebahagiaan.
Semar dianggapmemiliki kedaulatan yang hadir ditengah-tengah para ksatria sebagai penegak kebenaran dan keadilan. Dengan kata lain Semar adalah simbulrakyat yang merupakan sumber kedaulatan bagi para ksatria atau yang berkuasa.
Asas Keadilan Sosial Unsur keadilan dalam dunia pewayangan dilambangkan dalam diritokoh Pandawa.
Pandawa yang terdiri dari Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakuladan Sadewa secara bersama- sama memerintah Negara Amarta. Kelimanyadigambarkan bersama bahagia dan bersama-sama menderita Tiap-tiap tokohPandawa mempunyai ciri watak yang berlainan antara satu dengan lainnya,namun dalam segala tingkah lakunya selalu bersatu dalam menghadapisegala tantangan.
Puntadewa yang paling tua sangat terkenal sebagai rajayang adil dan jujur ; bahkan diceriterakan berdarah putih. Puntadewadianggap titisan Dewa Dharma yang memiliki watak menonjol selalumementingkan kepentingan orang lain, rasa sosialnya sangat besar.
6
II.1.5 PENOKOHAN RAMAYANA DALAM PEMBENTUKAN WATAK
Wayang adalah sebuah karya seni yang penuh simbol dan nilai-nilaifilosofi tentang kehidupan manusia. Ia banyak menampilkan aspek-aspek dan problem-problem kehidupan manusia baik sebagai individu maupun wargamasyarakat luas. Wayang mengandung nilai-nilai kemanusiaan yang
universal dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat pada jamannya.
Karakter setiap tokoh pewayangan merupakan lambang dari berbagai pewatakan yang ada dalam kehidupan manusia. Misal watak baik, buruk,kesetiaan dan lain-lain.Walaupun kita hidup pada era teknologi informasi namun sebenarnyawayang masih berperan dalam menjelaskan fenomena-fenomena modern,karena dalam ceritera wayang mengandung ajaran moral yang sifatnyauniversal dan berlaku sepanjang jaman.
Bahwasanya wayang jugamengajarkan kita untuk mengekang hawa nafsu menahan dahaga , lapar danagar “tapabrata” yang diartikan bukan untuk lari dari dunia nyata lalu hidupmenyepi di pantai dan merendam diri di tempuran sungai. Tetapidimaksudkan agar manusia tidak rakus, tidak menempatkan yang bersifatmateriil di atas segala-galanya.
Disisi lain wayang juga mengajarkan hemdaknya manusia dalammelangkah maju tanpa was-was sampai memasuki dirinya sendiri hingga pedalaman yang sedalam-dalamnya sehingga tidak mungkin lebih dalamlagi, sampai ke akar yang yang terakhir dan berjumpa dengan dirinya sendiri.Seperti dalam lakon “Dewa Ruci”.
Wayang juga mengingatkan kepada kita bahwa sesuatu yang semuladianggap akan dapat membahagiakan hidupnya itu ternyata kalau dikejar dengan penuh nafsu sampai melampaui batas kemampuan justru akanmenyebabkan malapetaka bagi pengejarnya “seperti dalam lakon Cupumanik Astagina”.
Wayang juga mendemontrasikan hukum karma (ngunduh wohing penggawe, utang pati nyaur pati, utang lara nyaur lara) Siapa yang menanamakan memetik buahnya. Menanam kebajikan akan memetik kebajikansedangkan menanam kejahatan akan memetik kejahatan. Seperti dalamlakon-lakon “baratayudha” dan juga mengajarkan memilah-milah mana yang buruk dan mana yang baik dan yang “salah akan seleh”.
7
Suradiro jayanikanang rat, swuh brastha tekaping ulah darmastuti atau surodiro jayaningrat lebur dening pangastuti. (Betapaun sura sakti dan besar
kekuasaanya, tetapi bila untuk tujuan yang tidak benar, tidak adil danangkara murka pasti akan sirna oleh budi luhur dan rahayu .
Ada banyak tokoh dalam seri Ramayana. Karena berbagaiketerbatasan tokoh yang dijadikan contoh terutama Dewi Shinta, RadenGunawan Wibisana, Raden Subali, Raden Sugriwa dan Patih Prahasta.Dewi Shinta adalah putri Prabu Janaka dari kerajaan Mantili. Iamenjadi istri Rama setelah melalui sayembara. Raden Gunawan Wibisanaadalah putra Dewi Sukesi dengan Resi Wisrawa. Ia terpaksa meninggalkannegara Alengka dan berpihak pada Rama karena tidak setuju dengan perbuatan kakaknya (Prabu Dasamuka raja Alengka) yang menculik Sinta.
Raden Subali dan Sugriwa adalah putra Resi Gotama dan Dewi Windradi.Semula mereka berwajah tampan dengan nama Raden Guwarsa dan RadenGuwarsi. Akibat perbuatannya sendiri (berebut sebuah cupu) mereka berubahwujud menjadi kera dan namanya pun ikut diganti. Patih Prahasta adalah putra Prabu Sumali dengan Dewi Danuwati. Prahasta adalah adik DewiSukesi dan pada waktu Dasamuka mendi raja ia diangkat menjadi patihnya.Kelima tokoh di atas memiliki karakter dan sifat-sifat tersendiri yang bisa diambil hikmahnya dalam kehidupan kita. Banyak nilai-nilai yang dapat diambil dan dipelajari antara lain adalah:
a)Nilai kesetiaan
Nilai kesetiaan pada Dewi Shinta sangat jelas. Dia relamenderita dengan ikut Rama hidup di hutan. Juga ketika dalamcengkeraman Raja Dasamuka yang ingin memperistrinya, ia tak bergeming sedikit pun walaupun diiming-imingi berbagai hal. Selainkesetiaan hal ini juga menunjukkan kesucian hatinya. Nilai kesetiaan juga diperlihatkan oleh Patih Prahasta yang rela mati (dalam perangmelawan Rama). Ia rela mati bukan membela Dasamuka yang angkaramurka, tetapi karena kesetiaan pada negaranya dan ketidakrelaannyamelihat prajurit Alengka banyak yang mati atau menderita karena perang melawan pasukan Rama.
b)Nilai kepatuhan
Kepatuhan memiliki nilai tinggi (dihargai dan dihormati) buat orang yang menjalankannya, karena menjadi tolok ukur tentangkehormatan, harga diri dan kepahlawanan seseorang. Dewi Shinta patuhketika menerima nsehat ayahnya untuk mengadakan sayembara memilihsuami. Raden Guwarsa dan Raden Guwarsi (Subali dan Sugriwa)mematuhi perintah ayahnya untuk bertapa memohon ampun pada Tuhansebagai penebus perbuatannya.
8
c)Nilai kepemilikan Memiliki sesuatu itu (misal rumah, gelar, istri/suami) adaaturan atau undang-undangnya. Artinya siapapun yang memiliki sesuatukeberadaannya dilindungi undang-undang. Rama yang telah memilikiShinta tidak dapat diganggu gugat. Shinta yang telah “dimiliki” Rama(sebagai suami) pun berusaha menjaga nilai kepemilikan tersebut.Prahasta yang merasa memiliki negara Alengka merelakan kematiannyakarena membela negaranya. Ia mati demi harga dirinya dan harga dirinegara, bukan membela Dasamuka yang angkara murka.
d)Nilai kearifan dan kebijaksanaanArif berarti tahu membedakan dan memilih antara yang baik danyang buruk. Bijaksana adalah sifat dan sikap yang dapat menempatkansuatu masalah pada proporsi yang benar menurut aturan yang berlaku.Karena itu rasa moral yang tinggi seharusnya melandasi semua pikirandan tingkah laku pemimpin. Dasamuka adalah raja yang tidak arif dan bijaksana sehingga membawa kehancuran bagi rakyat dan negaranya.Wibisana adalah tokoh yang arif dan bijaksana serta luas pengetahuannya. Wibisana selalu menghargai pendapat orang lain baik penguasa maupun rakyat kecil, selalu dapat menimbang apa yangseharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan.
e)Nilai ksatria.
Sifat satria adalah sifat yang selalu membela kebenaran, tidak takut menghadapi kesulitan serta bersedia mengakui kekurangan ataukesalahannya. Atas dasar hal tersebut Wibisana beranimengesampingkan nilai “berbakti” pada kakaknya. Ia dengan beranitidak henti-hentinya menasehati Dasamuka agar mengembalikan Shinta pada Rama, walaupun akibatnya ia diusir oleh kakaknya. Wibisana relameninggalkan kemewahannya di Alengka sebagai konskuensi daritindakannya. Hal ini juga mencerminkan sikap keteguhan hatinya.
f)Nilai pengendalian diriPengendalian diri adalah sikap batin manusia dalamusaha mengontrol nafsu-nafsunya dan melepaaskan pamrihnya untuk mendapatkan keselarasan hidup. Sugriwa dan Subali adalah gambaranmanusia yang kurang bisa mengendalikan diri. Sekalipun mengetahuiibunya telah menjadi tugu, mereka belum sadar akan perbuatannya dantetap berebut sebuah cupu, penyebab malapetaka keluarga Resi Gotama.
9
g)Nilai ketekunan dan keuletanKetekunan dan keuletan diartikan sebagai sikap tidak menyerah pada berbagai rintangan atau hambatan yang dihadapi demi mencapaicita-cita atau tujuan (terlepas dari baik atau buruk tujuan tersebut).Subali dan Sugriwa dengan sekuat tenaga berusaha memiliki cupu, jugadengan tekun dan ulet melaksanakan tapa yang berat sebagai penebus perbuatannya.
h)Nilai etika Berdasarkan etika seseorang harus dapat membedakan hal yang buruk dan baik, hal yang benar dan hal yang salah. Prahasta adalahgambaran orang yang bisa membedakan mana yang baik dan buruk,mana yang benar dan mana yang salah. Ia penasehat Prabu Dasamukasekalipun nasehatnya tidak pernah diperhatikan. Ia menghadapi “buahsimalakama” tetapi tetap harus memilih. Akhirnya ia memilih menjadisenapati Alengka bukan karena membela Dasamuka tetapi membelanegaranya.
10
BAB III PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
1.Pertunjukan wayang kulit telah menjadi salah satu wahana terpentinguntuk menyampaikan berita dan ajaran yang bersifat kebudayaan kepadamasyarakat Jawa khususnya. Melalui cara ini mereka belajar membedakannilai-nilai positif dan negatif.
2.Nilai-nilai Pancasila tersebar luas melalui wayang, baik digambarkansecara implisit maupun eksplisit.
3.Di dalam wayang terkandung simbol-simbol kehidupan yang dapatdipergunakan sebagai media komunikasi dan media pendidikan.
4.Pagelaran wayang kulit syarat dengan nilai-nilai dan petuah hidup bagimanusia. Wayang kulit merupakan refleksi budaya Jawa dalam pengertiansebagai pencerminan dari kenyataan kehidupan, nilai dan tujuankehidupan, moralitas, harapan dan cita-cita kehidupan orang Jawa.Sebagai suatu kebudayaan, dalam wayang terkandung ajaran-ajaran bagaimana hidup itu harus dijalani. Melalui cerita wayang masyarakatJawa memperoleh gambaran kehidupan mengenai bagaimana hidupsesungguhnya dan bagaimana hidup seharusnya.
5.Wayang sebagai kehidupan rohani masyarakat Jawa berisi nilai-nilai luhur yang dapat membantu manusia dalam melangsungkan, mempertahankanhidupnya, sehingga ia dapat mencapai kesempurnaan hidupnya, yakni
Dari uraian di atas jelas terkandung nilai-nilai pendidikan, baik pendidikan yang mengajarkan hubungan manusia dengan Tuhan, manusiadengan manusia maupun manusia dengan lingkungan alam. Yang baik adalah manusia bisa menjaga keharmonisan hubungan tersebut.
11
III.2 SARAN
Penulis menyarankan semua elemen saling memberikan kontribusiyang nyata dalam pelestarian seni wayang di Indonesia karena wayangadalah seni tradisional Indonesia dan pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yangmengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dansangat berharga.
Pemerintah juga harus membuat wayang go internasional
dengan cara membuat pertunjukan wayang di luar negeri dan menggunakan bahasa asing. Dengan cara tersebut, niscaya nama negara Indonesiasemakin harum dalam dunia internasional.